script src='http://ajax.googleapis.com/ajax/libs/jquery/1.7.1/jquery.min.js' type='text/javascript'/> All About Fast Action .

Kamis, 09 Oktober 2014

Low Light Photography

Low light itu adalah saat mata kita masih bisa melihat obyek dengan baik (dengan pencahayaan yang ada) namun intensitas cahayanya terlalu rendah untuk kamera bisa menggunakan speed tinggi.


Jenis Jenis Fotografi Lowlight :


Night photography settings your camera wants you to useNight Sky Photography: pro secrets for stunning moonlight landscapesDIY Photography Hacks: capture light-painted orbs with common household itemsLow-light photography fixes: how to reduce noise while preserving image quality


 Tips-tips Photography Low Light


Perbaiki kondisi pencahayaan

Paling utama bila anda bisa lakukan adalah perbaiki dulu kondisi pencahayaan sekitar. Inilah hal sepele yang kadang terlupakan, saat di dalam rumah misalnya. Bisa jadi anda memaksakan memotret namun lupa menyalakan semua lampu yang ada di rumah. Memang lampu rumah tidak terlalu berdampak besar buat menaikkan kecepatan shutter kamera, tapi setidaknya mampu memberi penerangan pada obyek yang akan difoto kan?  Bila bisa menambahkan lampu sorot (seperti pada saat resepsi pernikahan) maka anda bisa merubah kondisi low light menjadi kondisi yang lebih terang. Prinsipnya selagi masih bisa memotret dalam kondisi cahaya cukup, mengapa tidak?

Gunakan bukaan besar
Kendali banyaknya cahaya yang masuk ke lensa adalah aperture dan ini bisa diatur untuk membesar (f kecil) dan mengecil (f besar). Kenali dulu berapa bukaan maksimal lensa yang anda pakai, apakah f/1.8 atau f/3.5 misalnya. Bila lensa anda memiliki bukaan maksimal f/3.5 maka hindari memakai bukaan yang lebih kecil seperti f/5.6 atau f/8. Prinsipnya hindari memakai bukaan lensa kecil sehingga kamera bisa memakai shutter yang lebih cepat.
Tips tambahan yang berkaitan dengan aperture / bukaan lensa diantaranya :
  • bila anda memakai DSLR, ingatlah kalau lensa prime punya bukaan lebih besar dari lensa zoom, maka bila anda akan memotret low light untuk event penting usahakan memakai lensa prime (fix) atau kalau memakai lensa zoom pakailah lensa zoom bukaan konstan yang besar (f/2.8)
  • bila anda memakai lensa zoom berjenis variable aperture (bukaan maksimalnya akan semakin mengecil bila lensa di zoom) hindari memakai zoom tinggi saat memotret low light (gunakan fokal terpendek dari lensa zoom) misal anda memakai lensa 70-300mm maka gunakan saja posisi fokal 70mm saat low light guna mendapat bukaan maksimalnya

Aktifkan fitur Image Stabilizer
Image Stabilizer (IS) pada lensa Canon
Image Stabilizer (IS)
Fitur stabilizer berfungsi meredam getaran tangan saat memotret dengan kecepatan rendah, sehingga foto yang dihasilkan tetap tajam. Pada kondisi low light dengan kecepatan shutter yang tidak terlalu rendah (hingga 1/8 detik) penggunaan fitur stabilizer ini masih bisa diandalkan. Setidaknya blur yang terjadi akibat getaran tangan saat memotret bisa diredam dan foto yang dihasilkan saat low light bisa tetap tajam. Periksa kembali kamera dan lensa anda, pastikan fitur ini sudah diaktifkan. Sebagai info, fitur stabilizer ini tidak bisa meredam blur akibat gerakan obyek yang difoto (motion blur). Untuk mengatasi motion blur, baca tips selanjutnya yaitu menaikkan ISO.

Naikkan ISO secara bijaksana
ISO artinya sensitivitas sensor, semakin tinggi ISO semakin sensitif sensor terhadap cahaya. Dengan menaikkan nilai ISO dua kali lipat anda mendapat keuntungan bisa memakai shutter speed dua kali lebih cepat. Bila memakai ISO 100 kamera anda menunjukkan speed 1/20 detik, menaikkan ke ISO 200 akan membuat kamera anda bisa memakai speed 1/40 detik. Inilah mengapa menaikkan ISO menjadi harapan banyak orang saat low light.
Menaikkan ISO membawa implikasi naiknya noise pada foto. Kenali bagaimana noise yang dihasilkan kamera anda saat ISO dinaikkan ke tingkat yang lebih tinggi, setidaknya di ISO 800 dan ISO 1600. Kamera modern dengan algoritma noise reduction modern masih memberi foto yang baik di ISO 800 dan jadikanlah nilai ISO ini sebagai ISO yang berimbang antara shutter yang lebih cepat dengan kualitas foto yang masih bisa diterima. Bila ISO 800 pun kurang mencukupi, dan anda perlu memakai ISO 1600, putuskan secara bijak. Prinsip memakai ISO tinggi adalah lebih baik memiliki foto yang noise daripada tidak mendapat foto sama sekali.
Perhatikan contoh kasus berikut. Suatu sore saat saya main ke kebun binatang, kondisi sudah cukup gelap sehingga saya memakai ISO 800. Saya ingin memotret obyek yang menarik ini, sayangnya kebetulan dia tidak bisa diam. Memang saya sudah mengatifkan fitur stabilizer yang membuat foto tetap tajam meski memakai speed lambat, tampak dari dedaunan yang tampak tajam. Sayangnya gerakan obyek ini membuat dia menjadi blur saat difoto atau motion blur dan kasus ini hanya bisa diatasi dengan memakai shutter yang lebih cepat. Karena saya sudah memakai bukaan lensa maksimal, maka pilihan terakhir adalah dengan menaikkan ke ISO 1600, sehingga saya bisa mendapat kecepatan shutter yang lebih tinggi meski resiko noise lebih tampak dalam foto.


Gunakan tripod
Inilah tips yang kurang disukai sebagian dari kita karena terbayang betapa ribet dan repotnya memakai tripod. Tapi percayalah, tripod ini adalah penyelamat anda apalagi saat fitur stabilizer tak mampu lagi menolong rendahnya speed akibat low light. Setidaknya milikilah sebuah tripod yang ringan namun kokoh, bawalah saat anda memotret karena anda tak pernah tahu kapan anda memerlukan tripod.
Bila terpaksa : nyalakan lampu kilat
Ini adalah tips terakhir dan sekaligus tips termudah yang bisa dilakukan siapa pun tanpa harus memiliki tripod, tanpa harus bermain ISO, aperture atau stabilizer. Bahkan bila kamera anda adalah kamera saku yang serba otomatis, mungkin hanya dengan lampu kilatlah anda bisa mendapat foto yang cukup terang saat low light. Jadi pemakaian lampu kilat memang terkesan terpaksa, apa boleh buat dan daripada tidak dapat foto sama sekali.  Dengan memakai lampu kilat, anda menambah pencahayaan sekaligus kamera akan memakai shutter yang cukup aman (biasanya di 1/60 detik). Namun memakai lampu kilat akan memberi konsekuensi sendiri dan anda perlu tahu Kapan Memakai lampu kilat dan tahu bagaimana Memaksimalkan pemakaiannya.

Selasa, 15 Juli 2014

Perbedaan Vektor dan Bitmap



Perbedaan Grafis Vektor Dan Bitmap

Grafis sendiri dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti gra·fis yang berarti :
  1. bersifat graf, bersifat huruf,  dilambangkan dng huruf.
  2. bersifat matematika, statistika, dsb.
Wujud titik-titik, garis-garis, atau bidang-bidang yg secara visual dapat menjelaskan hubungan yg ingin disajikan secara terbaik tentang penyajian hasil penghitungan; bersifat grafik. 
Dalam implementasi seni grafik, kita dapat membedakan ada 2 jenis, yaitu yang berbasis Vektor atau yang berbasis Bitmap.

VEKTOR
Gambar vektor menggabungkan titik dan garis untuk menjadi sebuah objek, sehingga gambar tidak pecah saat diperbesar maupun diperkecil.
Vektor adalah sebuah gambar digital yang terbentuk dari garis dan kurva secara matematis dari berbagai titik. Gambar vektor tidak tergantung  pada resolusi.
Seperti yang kita ketahui bahwa  gambar Vektor umumnya berukuran kecil jika dibandingkan dengan gambar Bitmap.
  • AI, SVG, CDR, EPS adalah beberapa format dari gambar Vektor.
  • Beberapa aplikasi yang berbasis Vektor : Adobe Ilustrator, Macromedia Freehand, Corel Draw, Xara, Serif DrawPlus, harvardDraw

BITMAP
Bitmap bisa juga disebut dengan raster adalah kumpulan kotak-kotak kecil yang biasa kita sebut pixel. Kotak-kotak kecil ini adalah kumpulan warna yang jika semua disatukan akan membentuk sebuah gambar.
Jika kita ingin memastikan bahwa gambar bitmap itu terdiri dari kotak-kotak kecil, maka kita zoom gambar tersebut semaksimal mungkin sehingga kita akan melihat kotak-kotak kecil tersebut dan gambar pun akan pecah yang nampak hanyalah kumpulan kotak-kotak kecil.
  • Format yang digunakan gambar Bitmap adalah GIF, JPEG/JPG, BMP, PNG, PICT(macintosh), PCX, TIFF, PSD(Adobe Photoshop). 
  • Aplikasi grafis yang berbasis bitmap diantaranya adalah : Adobe Photoshop, CorelDraw, Jasc Paint Shop Pro, Micrografix Picture Publisher, Ulead PhotoImpact, Microsoft Paint.


Gambar disamping menunjukkan bahwa pembesaran tampilan gambar lebih baik jika berbasis vektor dari pada bitmap.






Gambar tersebut menjelaskan bagaimana keadaan sebuah gambar yang berbasis Vektor dan gambar yang berbasis Bitmap setelah diperbesar (Zoom).




Vektor
Bitmap

Disusun oleh objek geometris yang dibuat berdasarkan perhitungan matematis

Disusun oleh objek yang disebut pixel

Sifatnya resolution independent

Sifatnya resolution dependent atau dipengaruhi resolusi

Pengaruh perbesaran tidak pecah, blur atau rusak

Pengaruh perbesaran pecah, blur dan rusak jika melewati batas toleransi tampilan

Ukuran penympanan relatif kecil

Ukuran penympanan relatif besar

Digunakan untuk ilustrasi dengan bentuk geometris sederhana, warna solid atau gradasi tanpa terlalu banyak variasi warna. Cocok untuk logo dan jenis desain yang mengandalkan kesederhanaan bentuk.

Digunakan untuk gambar kompleks, berupa ragam warna dan bentuk yangberaneka, seperti foto dari hasil bidikan kamera.

Format penyimpanan bisa berupa AI, CDR, FH, EPS

Format penyimpanan PSD, TIF, JPEG, GIF, BMP

Program yang digunakan adalah CorelDraw, Adobe Illustrator, Macromedia Freehand

Software yang digunakan adalah Adobe Photoshop, Corel Photopaint, MS Paint


Kesimpulannya :

Setelah pembahasan diatas, maka bisa kita tarik kesimpulan bahwa lebih baik menggunakan gambar yang berbasis Vektor dari pada gambar yang berbasis Bitmap, karena kualitas gambar Vektor yang jauh lebih baik dibandingkan Bitmap.
Akan tetapi, penggunaan sebuah gambar berbasis Vektor relative lebih sulit pengerjaannya dari pada sebuah gambar yang berbasis Bitmap, dikarenakan sebuah gambar yang berbasis Vektor memerlukan ketelitian dan kecermatan yang tinggi dalam pembuatan maupun pengerjaannya.

Foto Human/ Potrait

1/50 sec;   f/22;   ISO 12800
1/50 sec;   f/22;   ISO 12800
1/5 sec;   f/22;   ISO 12800

1/5 sec;   f/22;   ISO 12800
1/10 sec;   f/22;   ISO 12800

Foto Nature

Stop Motion

1/1000 sec;   f/22;   ISO 12800

 



1/1000 sec;   f/10;   ISO 6400

 

 

Foto Nature

1/64 sec;   f/5.0;   ISO 100

1/320 sec;   f/22;   ISO 12800

1/1000 sec;   f/22;   ISO 12800

Kamis, 10 Juli 2014

Foto Landscape Kali..

Warteg Seberang Jembatan

1/50 sec;   f/5.6;   ISO 12800


Jalan Raya Maulana Hasanuddin


1/16 sec;   f/5.6;   ISO 12800


Taman di Poris Paradise2


1/6 sec;   f/5.6;   ISO 12800 Flash On